Pentingya pendidikan itu sangatlah
terasa saat mengijak hari tua, tua dalam hal ini saya maksud yaa…28 tahun
keatas lho…hmmm….. pendidikan itu sangatlah berharga dari segi pengetahuan dan pola pikir seseorang. Itu sich
menurut dari saya lho…ntah dengan kamu sobat…mungkin sobat punya alasan yang
berbeda…. Nah, kali ini dan pertama kalinya saya menulis di blog ini, aku
mengangkat sebuah cerita tentang topik sedikit telah saya uraikan diatas, kali
ini saya bertemu seseorang yang begitu gigih menuntut ilmu dengan cara yang tak
mudah ia dapatkan….sebelum sobat membacanya… jangan lupa tisu dan cemilan ya…buat
apa tisu nanti saya katakan di akhir cerita ini….hehehehe
Seorang pemuda yang tinggal di di
kampung kecil, kampung yang sangat sejuk untuk ditempati, dari kecil ia tinggal
bersama orang tuanya, dari sekolah dasar ia tidak pernah tinggal kelas, malah
sllu mendapatkan rengking, dari kelas 1
SD sampai ia tamat dari kelas 6 SD. Dan ia pun menyambung pendidikan
selanjutnya ke tingkat yang lebih tinggi. Ia masuk Sekolah Menengah Pertama Negeri
(SMP N). mulailah dia belajar seperti biasanya, hari beganti hari, bulanpun
berganti dan Ujian Semesterpun datang, ia ikut ujian semester pertama kelas 1
SMPN. Tak terasa waktu terus berlalu, liburan semester berbarengan dengan libur
lebaran. Dan ia pun mengabiskan liburan dengan senangnya.
Nah… dari liburan inilah dia
terlitas oleh pikirannya kalau ia mau berenti sekolah, karena alasan sekolah
ini terlalu membosankan dan lama mendatangkan duit sendiri, hanya bisa memintak
kepada orang tua. Dilihat contoh perantau yang begitu keren, begitu terlihat
banyak duitnya. Akhirnya ia memutuskan berenti sekolah. Dan dia bertekat untuk
pergi merantau, dan putus sekolahnya ditentang oleh orang tua dan
kakak-kakanya, tekatnya untuk berhenti dari sekolah sudah bulat. Diapun berangkat merantau kepulau Jawa. Disana
dia bekarja bersama Saudaranya berdagang, hari demi hari bulan berlalunya dan
tahun selih berganti, telah 5 tahun dia disana memcoba kerasnya kehidupan
merantau, mencari yang namanya duit, tak seenak ia lihat waktu perantau pulang
kampung dengan bermewah-mewah dan begelimpang harta, tapi yang ia lihat itu
salah, kalau hanya untuk pamer sesaat dikampung bisa dilakukan orang yang tak
punya banyak duit, dengan pinjam atau rental saja telah bisa mendapatkan apa
yang kita inginkan….
Dari sanalah ia berpikir untuk
melanjutkan pendidikan. ia mengejar pendidikan luar biasa setara SMP yaitu
sekolah Paket B, harinya dia habiskan untuk belajar dan bekerja dikampung
halamannya…dan 3 tahun sudah dia belajar datanglah hari ujian Nasional, dan
iapun dinyatakan lulus, tapi kurangnya informasi dari penyelenggara paket B dia
tidak tahu kalau dia dinyatakan lulus oleh dinas pendidikan, tempat sekolah atau penyelenggara juga tidak
memberi tau, dan sekolah itupun tutup. Jadi ia mengejar lagi paket B di tempat
lain, dari sanalah ia mendapatkan informasi, kalau data dia ini telah
dinyatakan lulus 1 tahun yang lalu. Ia menemui kepala dinas pendidikan untuk
mendapatkan Ijazahnya.
Lalu tidak buang waktu lagi dia
langsung mendaftar melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi…
yaitu paket C di sebuah yayasan yang terletak dikabupaten tetangga kabupaten
yang dia tempati. Hari dan bulanpun berlalu, dia pidah sekolah paket C ke
sekolah paket C yang diselengarakan oleh yayasan di Sebuah Kotamedya. Sebab kepindahannya
karena dia troma dengan kejadian yang
pernah dia alami saat mengambil paket B di kabupaten (tanda kutip, tidak semuanya penyelengara dikapupaten tidak baik ya, hanya kebetulan sipelaku cerita mengalami kesalahan teknis, hehehe). Dan iapun diterima di
sekolah itu, di sebuah kota…dan beberapa tahun kemudian Ujian Nasional diselenggarakan….
Ujian-ujian telah dia lalui, hanya
tinggal menunggu keputusan kelulusan untuk bisa melanjutkan perguruan tinggi. Dan
hari yang ia tunggu-tunggu dating juga, hari H sudah di depan mata…dia bergegas
melihat hasilnya di sekolah yayasan tersebut….apa dikata , hari yang
menyenangkan berubah menjadi hari
menyedihkan… ia dinyatakan tidak Lulus… dia langsung pulang dengan rasa sedih
yang sangat mendalam…waktu itu pemerintah tidak ada dengan ujian susulan
seperti tahun-tahun sebelumnya….jadi yang tidak lulus dinyatakan mengulang 1
tahun lagi. Dari sanalah kesedihannya semakin dalam, haripun berlalu
kesedihannya semakin memudar, dan Guru sekalian Kepala Sekolah di Yayasan itu
menelfon dia, untuk mengulang lagi, dan iapun tidaklah putus semangat untuk
mengulang kelas 3 lagi, waktupun tak terasa berputarnya, tibalah Ujian Nasional
kembali. Dan ia mengikutinya dengan semangatnya dengan harapan dia bisa
melanjutkan Kuliah. Hasil kelulusan menyatakan kalau dia dinyatakan LULUS
dengan nilai yang memuaskan. Senyum manis dia tak teringga indahnya. Penantian 8
tahun dengan Ijazah setara dengan sekolah formal SMA. Dia melanjutkan perguruan
tinggi di sebuah peguruan swasta
Sekian dulu ya sobat, kalau ada
sumur diladang, bolehlah kita menumpang mandi, kalau ada umur panjang,
ceritanya kita sambung kembali…
Jadi guna tisu untuk mengapus sedih
sobat, kalau sobat tidak sedih, gunakanlah tisu tadi untuk mengapus kesedihan
lakon utama cerita ini, dengan do’a sobat semua…mudah-mudahan dia menjadi orang
besar suatu hari nanti…amin….
Kalau ada kata-kata atau penulisan
kurang tepat, tolong dimaklumi ya sobat….baru belajar ~_-
Gimana dengan kamu sobat….dengan
pendidikanny? Hanya kamu yang bisa merubahnya dan dibawa kemana!
By: avrilfc18
Tidak ada komentar:
Posting Komentar