Jumat, 15 April 2016

Sangat Pentingya Pendidikan Itu


Pentingya pendidikan itu sangatlah terasa saat mengijak hari tua, tua dalam hal ini saya maksud yaa…28 tahun keatas lho…hmmm….. pendidikan itu sangatlah berharga dari segi  pengetahuan dan pola pikir seseorang. Itu sich menurut dari saya lho…ntah dengan kamu sobat…mungkin sobat punya alasan yang berbeda…. Nah, kali ini dan pertama kalinya saya menulis di blog ini, aku mengangkat sebuah cerita tentang topik sedikit telah saya uraikan diatas, kali ini saya bertemu seseorang yang begitu gigih menuntut ilmu dengan cara yang tak mudah ia dapatkan….sebelum sobat membacanya… jangan lupa tisu dan cemilan ya…buat apa tisu nanti saya katakan di akhir cerita ini….hehehehe

Seorang pemuda yang tinggal di di kampung kecil, kampung yang sangat sejuk untuk ditempati, dari kecil ia tinggal bersama orang tuanya, dari sekolah dasar ia tidak pernah tinggal kelas, malah sllu mendapatkan rengking,  dari kelas 1 SD sampai ia tamat dari kelas 6 SD. Dan ia pun menyambung pendidikan selanjutnya ke tingkat yang lebih tinggi. Ia masuk Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMP N). mulailah dia belajar seperti biasanya, hari beganti hari, bulanpun berganti dan Ujian Semesterpun datang, ia ikut ujian semester pertama kelas 1 SMPN. Tak terasa waktu terus berlalu, liburan semester berbarengan dengan libur lebaran. Dan ia pun mengabiskan liburan dengan senangnya.

Nah… dari liburan inilah dia terlitas oleh pikirannya kalau ia mau berenti sekolah, karena alasan sekolah ini terlalu membosankan dan lama mendatangkan duit sendiri, hanya bisa memintak kepada orang tua. Dilihat contoh perantau yang begitu keren, begitu terlihat banyak duitnya. Akhirnya ia memutuskan berenti sekolah. Dan dia bertekat untuk pergi merantau, dan putus sekolahnya ditentang oleh orang tua dan kakak-kakanya, tekatnya untuk berhenti dari sekolah sudah bulat.  Diapun berangkat merantau kepulau Jawa. Disana dia bekarja bersama Saudaranya berdagang, hari demi hari bulan berlalunya dan tahun selih berganti, telah 5 tahun dia disana memcoba kerasnya kehidupan merantau, mencari yang namanya duit, tak seenak ia lihat waktu perantau pulang kampung dengan bermewah-mewah dan begelimpang harta, tapi yang ia lihat itu salah, kalau hanya untuk pamer sesaat dikampung bisa dilakukan orang yang tak punya banyak duit, dengan pinjam atau rental saja telah bisa mendapatkan apa yang kita inginkan….

Dari sanalah ia berpikir untuk melanjutkan pendidikan. ia mengejar pendidikan luar biasa setara SMP yaitu sekolah Paket B, harinya dia habiskan untuk belajar dan bekerja dikampung halamannya…dan 3 tahun sudah dia belajar datanglah hari ujian Nasional, dan iapun dinyatakan lulus, tapi kurangnya informasi dari penyelenggara paket B dia tidak tahu kalau dia dinyatakan lulus oleh dinas pendidikan,  tempat sekolah atau penyelenggara juga tidak memberi tau, dan sekolah itupun tutup. Jadi ia mengejar lagi paket B di tempat lain, dari sanalah ia mendapatkan informasi, kalau data dia ini telah dinyatakan lulus 1 tahun yang lalu. Ia menemui kepala dinas pendidikan untuk mendapatkan Ijazahnya. 

Lalu tidak buang waktu lagi dia langsung mendaftar melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi… yaitu paket C di sebuah yayasan yang terletak dikabupaten tetangga kabupaten yang dia tempati. Hari dan bulanpun berlalu, dia pidah sekolah paket C ke sekolah paket C yang diselengarakan oleh yayasan di Sebuah Kotamedya. Sebab kepindahannya karena dia troma dengan kejadian  yang pernah dia alami saat mengambil paket B di kabupaten (tanda kutip, tidak semuanya penyelengara dikapupaten tidak baik ya, hanya kebetulan sipelaku cerita mengalami kesalahan teknis, hehehe). Dan iapun diterima di sekolah itu, di sebuah kota…dan beberapa tahun kemudian Ujian Nasional  diselenggarakan….

Ujian-ujian telah dia lalui, hanya tinggal menunggu keputusan kelulusan untuk bisa melanjutkan perguruan tinggi. Dan hari yang ia tunggu-tunggu dating juga, hari H sudah di depan mata…dia bergegas melihat hasilnya di sekolah yayasan tersebut….apa dikata , hari yang menyenangkan  berubah menjadi hari menyedihkan… ia dinyatakan tidak Lulus… dia langsung pulang dengan rasa sedih yang sangat mendalam…waktu itu pemerintah tidak ada dengan ujian susulan seperti tahun-tahun sebelumnya….jadi yang tidak lulus dinyatakan mengulang 1 tahun lagi. Dari sanalah kesedihannya semakin dalam, haripun berlalu kesedihannya semakin memudar, dan Guru sekalian Kepala Sekolah di Yayasan itu menelfon dia, untuk mengulang lagi, dan iapun tidaklah putus semangat untuk mengulang kelas 3 lagi, waktupun tak terasa berputarnya, tibalah Ujian Nasional kembali. Dan ia mengikutinya dengan semangatnya dengan harapan dia bisa melanjutkan Kuliah. Hasil kelulusan menyatakan kalau dia dinyatakan LULUS dengan nilai yang memuaskan. Senyum manis dia tak teringga indahnya. Penantian 8 tahun dengan Ijazah setara dengan sekolah formal SMA. Dia melanjutkan perguruan tinggi di sebuah peguruan swasta

Sekian dulu ya sobat, kalau ada sumur diladang, bolehlah kita menumpang mandi, kalau ada umur panjang, ceritanya kita sambung kembali…
Jadi guna tisu untuk mengapus sedih sobat, kalau sobat tidak sedih, gunakanlah tisu tadi untuk mengapus kesedihan lakon utama cerita ini, dengan do’a sobat semua…mudah-mudahan dia menjadi orang besar suatu hari nanti…amin….  
Kalau ada kata-kata atau penulisan kurang tepat, tolong dimaklumi ya sobat….baru belajar ~_-
Gimana dengan kamu sobat….dengan pendidikanny? Hanya kamu yang bisa merubahnya dan dibawa kemana!

By: avrilfc18

Tidak ada komentar:

Posting Komentar