Kamis, 14 April 2016

MAKALAH PERSAINGAN TAK SEMPURNA


BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang

Perdagangan kerapkali menciptakan pihak-pihak yang dirugikan dan pihak yang diuntungkan. Pengertian ini sangat penting untuk diresapi jika kita berkeinginan memahami latar belakang apa sebenarnya yang menentukan kebijakan perdagangan perdagangan dari suatu negara dalam lingkungan perekonomian dunia modern. Ada dua cara untuk meninjau kebijakan perdagangan (atau kebijakan pemerintah). Yakni, yang pertama, dengan mendasarkan penbahasan pada tujuan-tujuan tertentu yang hendak dicapai melalui penerapan kebijakan perdagangan. Contoh, apa yang harus dilakukan oleh pemerintah? Apakah yang dimaksud dengan kebijakan perdagangan yang optimal? Cara yang kedua adalah langsung menyoroti langkah-langka yang ditempuh oleh pemerintah dari dari berbagai Negara dalam praktek memberlakukan kebijakan perdagangan ini. Dampak-dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan perdagangan internasional terhadap distribusi pendapatan merupakan suatu hal penting dalam meninjau persoalan dengan cara pertama, dan bahkan lebih penting lagi untuk cara kedua.
Pada dasarnya terdapat tiga alasan pokok mengapa kalangan ekonom pada umumnya tidak terlalu menekankan perhatian mereka pada dampak distribusi pendapatan dari perdagangan.
Ø   Dampak distribusi pendapatan bukan persoalan khas (hanya ada pada) perdagangan internasional. Setiap perubahan di dalam perekonomian nasional, termasuk perubahan yang terjadi sehubungan dengan adanya suatu kemajuan teknologi, cenderung menggeser prefensi konsumen, tergantikannya sumber-sumber daya yang lama dengan yang baru, dan sebagainya, senantiasa memberikan dampak terhadap kondisi ditribusi pendapatan dalam masyarakat yang bersangkutan.
Ø  Apapun kelemahannya, selalu akan lebih baikjika perdagangan dimungkinkan berlangsung secara benar-benar bebas (perkara hal itu akan merugikan pihak-pihak yang lemah, lagipula ada banyak cara untuk membantu mereka serta mengkompensasikan kerugiannya). Meskipun tidak mudah dan murah, langkah seperti ini masih lebih baik daripada tindakan melarang atau menghalang-halangi berlangsungnya perdagangan.(ini berlaku juga untuk bentu-bentuk lain dari perubahan ekonoomi).
Ø  Pihak–pihak yang mengalami kerugian dari peningkatan hubungan perdagangan biasanya lebih terorganisir dibandingkan dengan pihak-pihak yang memperoleh keuntungan dari perdagangan. Ketidakseimbangan ini acapkali menciptakan suatu bias dalam proses politik sehingga memelukan langkah-langkah pengimbang.

Dengan demikian, sebenarnya meskipun mereka mengakui adanya dampak negatif  yang ditimbulkan oleh perdagangan internasional terhadap distribusi pendapatan, sebagian besar ekonom tetap meyakini bahwa lebih penting untuk menonjolkan keuntungan potensial dari perdagangan daripada persoalan daripada mempermasalahkan kemunginan kerugian dari sementara kelompok di dalam suatu negara. Sikap ini perlu diperhatikan karna para ekonom situ tidak jarang memiliki kekuatan suara dalam memutuskan kebijakan ekonomi, khususnya kala pertentangan kepentingan terus menerus berkecamuk dengan sengitnya.

Biasanya kelompok-kelompk ysng memperoleh keuntungan dari perdagangan untuk produk-produk tertentu adalah kelompok yang kurang terkonsentrasi, kurang terdidik secara politik dan juga kurang teroranisir bila dibandingkan dengan pihak-pihak yang menderita kerugian akibat perdagangan.

Sebuah contoh yang baik mengenai adanya perbedaan yang mencolok antara kedua kubu tersebut adalah di industry gula di Amerika Serikat. Pemerintah AS terlalu membatasi impor gula selama bertahun-tahun. Pada waktu itu, harga gula di pasaran domestik AS kira-kira empat kali lipat dari harga yang berlaku di pasaran dunia. Banyak perkiraan menunjukkan, biaya yang dibebankan kepada konsumen barang kebutuhan pokok yang impornya dibatasi sejak permulaan decade 1970-an ini mencapai lebih dari satu milyar Dola pertahun – atau sekitar 5 Dolar per orang; baik itu laki-laki maupun perempuan dewasa maupun anak-anak penggemar gula-gula. Akan tetapi, jumlah keuntungan (rente kuota) yang diterima oleh para produsen gula domestik ternyata lebih kecil, yakni kurang dari separuh nilai kerugiannya itu.

  1. Tujuan
Supaya kita bisa memahami antara lain :
Ø  Apa pengertian dari Skala Ekonomi ?
Ø  Apa itu persaingan tidak sempurna ?
Ø  Apa cici-cirinya ?
Ø  Juga bagai mana mengatasinya ?


BAB II
PERSAINGAN TIDAK SEMPURNA DAN SKALA EKONOMI DALAM PERDAGANGAN

A.    Skala Ekonomis dan Perdagangan Internasional
Salah satu asumsi model Heckscher-Ohlin menyatakan bahwa dua komoditi diproduksi atas dasar skala hasil dan konstan di kedua negara. Jika kita menanggalka asumsi dan berpegang pada rialita yakni skala hasil yang meningkat, kita akan memahami perdagangan diantara kedua negara yang faktor-faktor produksi maupun komoditi andalannya identik.Perdagangan ini tidak akan dapat dijelaskan melalui model Hechscher-Ohlin.
Analisa perdagangan yang yang didasarkan pada skala ekonomis menyajikan masalah-masalah tertentu , dan kita berpegang pada bentuk pasar persaingan sempurna sehingga segala bentuk keuntungan  monopoli tidak pernah terwujud. Namun jika prinsip hasil yang terus meningkat itu benar-benar berlaku,maka perusahan–perusahaan besar biasanya akan berusaha mengungguli kalau perlu menggusur, perusahaan–perusahaan lain yang lebih kecil, sehingga keseluruhan pasar cenderung akan didominasi hanya oleh satu perusahaan monpoli atau beberapa perusahaan saja yang situasinya biasa disebut ologopoli. Jika prinsip hasil dan imbalan terus meningkat itu turut menjadi tolakan bagi berlangsungnya perdagangan ,maka pasarnya akan berbentuk persaingan tidak sempurna. Tinjuan umum mengenai konsep konsep skala ekonomi dan pasar (perekonomian) persaingan tidak sempurna, disusul ke model perdagangan internasional yang memperlihatkan betapa skala ekonomi dan persaingan sempurna itu dalam kenyataannya memegang peranan penting, yakni model persaingan monopoli dan model dumping. Sisanya akan membahas peranan yang  dimainkan oleh prinsip hasil atau imbalan yang miningkat dan ekonomi eksternal (external economies) dalam proses pembentukan pola perdagangan .

image014.png

Keunggulan komparatif senantiasa didasarkan pada asumsi atau prinsip skala hasil yang konstan (constant return to scale) artinnya mengasumsikan bahwa jika input untuk suatu  industri dilipat duakan ,maka output indutri tersebut juga akan berlipat dua. Namun dalam kenyataannya, banyak industri atau skala ekonomi yang beroperasi atas  dasar skala ekonomi dan juga pada prinsip imbalan yang kian meningkat sehingga semakin besar skala produksinya ,akan semakin besar produktivitasnya (dengan kelipatan yang semakin lama semakin besar ). Jika terdapat skala ekonomis pelipat dua input yang digunakan oleh suatu sektor industri akan meningkatkan produksi indutri lebih dari dua kali lipat. Semakin banyak input yang ditambahkan akan semakin besar kelipatannya .
Sebuah contoh akan membantu kita dalam rangka memahami pentingnya konsep skala ekonomi bagi perdagangan internasional, sebagai contoh untuk memproduksi 10 unit produk diperlukan 25 jam kerja sedangkan untuk memproduksi 25 unit diperlukan 30 jam kerja. Adanya skala ekonomi  bisa dilihat dari kenyataan bahwa dengan melipatkan input tenaga kerja dari 15 menjadi 30 jam kerja menyebabkan output industri tersebut meningkat lebih dari dua kali lipat yaitu 10 menjadi 25 unit.dalam kenyataan dengan pelipatan input ,output bisa meningkat dengan kelipatan 2,5 .
Bagaimana perdagangan yang saling menguntungkan bisa  terus meningkat berkat bekerjanya prinsip skala ekonomi .Setiap negara mengkhususkan diri dalam memproduksi barang-barang tertentu saja yang memungkinkannya memproduksi barang-barang tersebut lebih efisien daripada jika negara yang bersangkutan memproduksi sendiri segalanya. Perekonomian–perekonomian yang melakukan spesialisasi produksi ini selanjunya berdagang satu sama lain agar dapat mengkonsumsi seluruh jenis barang. Dengan demikian setiap negara bisa memperoleh berbagai barang yang tidak dibuatnya sendiri .Menonjolnya prinsip skala ekonomi biasanya menyebabkan struktur pasar yang bersangkutan tidak berbentuk pasar persaingan sempurna.
Adanya skala ekonomi ataupun skala hasil yang meningkat menandakan bahwa input yang dibutuhkan per unit produksi semakin kecil dengan semakin banyaknya output yang diproduksi. Peningkatan produksi itu sendiri dapat dicapai apakah perusahaan-perusahaan yang bersangkutan sudah bisa melakukannya sekedar dengan memproduksi lebih banyak atau sebaliknya harus ada peningkatan jumlah perusahaan .Untuk menganalisa dampak skala ekonomi terhadap struktur pasar membutuhkan kejelasan tentang peningkatan produksi seperti apa yang diperlukan untuk menurunkan biaya rata-rata. Skala ekonomi eksternal (external economies of scale) akan tercipta apabila jumlah biaya per unit sudah tergantung pada besarnya industri, tidak perlu pada besarnya satu perusahaan.
image012.png

Skala ekonomi  internal muncul jika biaya per unit tergantung pada besarnya satu perusahaan, sehingga hal itu tidak perlu dikaitkan dengan besarnya industri yang bersangkutan .Skala ekonomi eksternal akan terlihat dengnan meningkatnya efisiensi perusahaan–perusahaan karena sektor industri menjadi lebih besar, meskipun setiap perusahaan ukuran produknya sama seperti sedia kala. Sedangakan skala ekonomi internal akan terlihat dengan output dari industri yang bersangkutan tidak berubah, tetapi jumlah perusahan berkurang. Dengan demikian efisiensi meningkat dengan jumlah output yang dihasilkan meningkat.
Skala ekonomis eksternal dan internal masing-masing menimbulkan implikasi–implikasi yang berbeda terhadap struktur industri. Suatu industri dimana skala ekonomisnya sepenuhnya bersifat eksternal (tidak ada keunggulan khusus bagi perusahaan – perusahaan berskala besar)   biasanya akan terdiri dari banyak perusahaan kecil .Sebaliknya jika skala ekonomi internal memberikan perusahan-perusahaan berukuran besar suatu keunggulan biaya atas perusahaan – perusahaan kecil, maka hal ini pada akhirnya dapat menciptakan struktur pasar persaingan tidak sempurna. Baik skala ekonomi eksternal maupun internal merupakan penyebab penting bagi terjadinya perdagangnan internasional .
Peranan skala ekonomis dalam  perdagangan internasional ternyata menemukan dua alasan untuk lebih menitik beratkan perhatian pada ekonomi internal. Yang pertama, skala ekonomi internal lebih mudah diidentifikasi dalam praktek dibandingkan dengan skala ekonomi eksternal.ditinjau dari perspektif umum,konsep skala hasil yang meningkat mengacu pada situasi produksi  bertambah lebih proporsioanal ketimbang peningkatan input atau faktor – faktor produksinya artinya seandainya semua input dilipat duakan ,  maka output akan bertambah lebih dua kali lipat. Demikian pula jika semua input ditambah hingga tiga kali lipat  dari pada sebelumnya, maka outputnya pun akan bertambah tiga kali lipat. Skala hasil yang meningkat ini dapat terjadi karena operasi yang lebih besar cenderung meningkatkan pembagian kerja dan spesialisasi sehingga setiap unit faktor produksi akan membuahkan hasil yang lebih besar. Sebagai contoh faktor produksi tenaga kerja. Jika jumlahnya ditambah maka sampai batas tertentu masing-masing tenaga kerja itu akan dapat meningkatkan spesialisasinya dalam melaksanakan suatu tugas repetitif (berulang–ulang) sehingga produktivitasnya akan meningkat .Skala operasi yang lebih besar memungkinkan digunakannya mesin – mesin dan berbagai peralatan yang lebih khusus (untuk menjalankan fungsi-fungsi yang lebih spesifik) dan produktif .Mesin-mesin seperti ini tentu saja akan menjadi terlalu mahal jika digunakan dalam skala operasi yang kecil ( Dominick Solvatar 189 )







Hubungan Perdagangan yang Didasarkan Pada Skala Internasional
                       
Y
 
                       
                  120
                  100
                    80
E

 
A

 
                    60
II

 
I

 
                    40
B

 
B

 
X
 
                    20
                        0          20        40        60        80        100      120
Keterangan Gambar:
Memperlihatkan bagaimana hubungan perdagangan yang menguntungkan semua pihak dapat dilangsungkan atas dasar skala hasil yang meningkat. Jika semua negara I dan negara II diasumsikan identik atau sama persis dalam berbagai aspek ekonomi ,maka kita dapat menggunakan satu kurve batas kemungkinan produksi dan satu peta indiferent bagi kedua negara tersebut.  Adanya skala hasil yang meningkat akan menjelma berupa kurve batas kemungkinan produksi yang berupa konveks atau kurve cekung apabila dilihat dari pusat sumbu, atau melengkung dan lengkungannnya mengarah kepusat sumbu.  Jika kurve – kurve batas kemungkinan produksi dan peta indiferent dari kedua negara tersebut juga sama persis,maka harga –harga relatif yang berlaku dikedua negara tersebur juga akan sama persis ( dalam kondisi tanpa perdagangan )
Selanjutnya apabila kedua negara melangsungkan hubungan perdagangan, maka negar satu akan terdorong untuk berspesialisasi dalam produk komoditi X dan ia akan berproduksi di titik B. Sedangkan negara 2 akan melakukan spesialisasi dalam produksi komoditi Y dan ia akan berproduksi dititik B. Selanjutnya kedua negara itu akan saling mempertukarkan  60x dengan  60 y, dan masing-masing negara akan berkomsumsi dititik B yang terletak pada kurve indiferent II. Karena letak kurve  indiferent itu lebih tinggi dari kurve indiferent sebelumnya ,maka kedua negara tersebut memperoleh peningkatan kesejahteraan. Kedua nya memperoleh tambahan keuntungan 20X dan 20Y. tampak jelas bahwa keuntungan –keuntungan tersebut bersumber dari peningkatan skala ekonomis dalam kegiatan produksi d i kedua negara yang masing -masing berfokus pada satu komoditi saja. Tanpa adanya perdagangan kedua negara tersebut tidak akan melakukan spesialisasi produksi disalah satu komoditi, mengingat masing  masing negara itu membutuhkan kedua komoditi itu sekaligus.
Beberapa aspek analisa dari gambar  diatas yaitu :
Ø  Tidak ada faktor penyebab yang pasti untuk mendorong kedua negar itu berspesialisasi dalam produk komodity X maupun komodity Y. Spesialisasi ini semata-mata bertolak dari alasan historis.
Ø  Meski dikatakan identik kedua negara tersebut tidak mungkin sama persis dalam semua aspek ekonominya ,karena jika segala-galanya sama, justru akan sulit untuk membayangkan akan terjadinya hubungan dagang atas dasar skala hasil yang meningkat dikedua negara .
Ø  Skala ekonomi itu terdapat pada berbagai tingkatan output ,maka satu atau beberapa perusahaan dimasing-masing negara lambat laun akan dapat menguasai seluruh pasar bagi produk tertentu sehingga menjurus pada terciptanya pasar monopoli (ada satu produsen yang tunggal untuk satu komoditi tertentu yang tidak ada substitusinya) atau oligopoli (hanya ada sedikit produsen untuk satu produk yang homogen  maupun berbagi macam produk yang ada)



B.     Konsep Persaingan  Tidak Sempurna Dan Perdagangan Internasional
Dalam sebuah perusahaan atau pasar persaingan sempurna, perusahaan –perusahaan yang ada tidak bisa  mempengaruhi harga (price taker). Artinya  penjual barang harus selalu menerima kenyataan bahwa mereka dapat menjual sebanyak mungkin yang mereka kehendaki asalkan berdasarkan pada harga yang berlaku, dan mereka sama sekali tidak dapat mempengaruhi harga yang mereka terima atas produk yang mereka jual, misalnya petani gandum dapat menjual sebanyak mungkin yang ia inginkan tanpa perlu kawatir bahwa kalau ia mencoba untuk menjual lebih banyak ia akan menekan harga pasar. Sebaliknya ia tidak bisa berharap akan mampu mendongkrak harga hanya dengan menimbun produknnya. Alasannya tentu saja adalah karena karena petani gandum tersebut secara individual hanya merupakan bagian yang amat kecil dari pasar gandum secara keseluruhan .
Apabila hanya sedikit sekali perusahaan yang menghasilkan suatu barang maka masalahnya pun akan menjadi sangat berbeda. Menurut Suparmoko dalam buku Ekonomi managerial dalam pasar persaingan  tidak sempurna (imperfect competition) perusahaan menyadari bahw mereka dapat menjual produk produk dalam jumlah yang lebih banyak dengan cara menurunkan harga produk–produknya. Apabila perusahaan tidak dapat mempengaruhi harga, maka kita perlu mengembangkan sebentuk perangkat analisis tanbahan untuk menjelaskan bagaimana perusahaan –perusahaan tersebut akan berprilaku. Struktur pasar  paling sederhana yang tersedia guna mengamatinya adalah struktur monopoli murni (pure monopoly) yakni dimana satu perusahan sama sekali tidak menghadapi satu persaingan pun.
Perusahaan monopoli biasanya menghadapi kurve perminyaan yang bentuknya melengkung kabawah dari kiri atas kekanan bawah .bentuk kurve permintaan demikian menunjukan bahwa perusahaan tersebut bisa menghasilkan lebih banyak otuput hanya jika harga nya turun. Padanaan untuk kurve permintaan adalah kurve kurve pendapatan atau kurve penerimaan marginal (margianal revenue). Pendapatan marginal adalah pendapatan tambahan yang diperoleh dari penjualan satu unit tambahan.Pendapatan marginal bagi perusahaan monopolis selalu lebih rendah dari harga seluruh unit . Karena itu bagi sebuah perusahaan monopolis,kurve penerimaan marginal selalu terletak dibawah kurve permintaan .Hubungan antara pendapatan marginal dan harga tergantung pada dua hal yaitu :
Ø  tergantung pada berapa banyak output yang telah dijual oleh perusahaan monopolis itu sendiri.Perusahaan yang tidak menjual banyak sekali out put nya tidak akan banyak merugi jika ia melakukan pemotongan harga atas output itu .
Ø  Perbedaan antara harga dan  pendapatan marginal itu tergantung pada kecondongan kurve permintaan, yang pada dasarnya menunjukan kepada kita berapa besar perusahan monopolis harus menurunkan harga agar dapat menjual satu unit tambahan outpunya.
Seandainya bentuk kurvenya sangat datar ,maka perusahaan monopolis tersebut akan dapat menjual satu unit tambahan dengan hannya menurunkan harga sedikit saja, dan karena itu tidak akan menurunkan harga sebesar kalau ia bisa menjual output dalam jumlah banyak sehingga pendapatan marginal akan mendekati harga perunit .disisi lain jika kurve permintaan berbentuk sangat curam ,maka untuk menjual satu unit tambahan, perusahaan itu harus mengadakan penurunan harga secara tajam sehingga menyebabkan pendapatan marginal semakin lebih rendah dari harga.
Tingkat output yang memaksimumkan keuntungan perusahaan monopolis tercapai ketika pendapatan marginal (pendapatan yang diperoleh dari satu unit tambahan) sama dengan biaya marginal (biaya ekstra yang diperlukan untuk memproduksi satu unit output tambahan tersebut). Secara grafis, hal tersebut merupakan titik perpotongan antara kurve biaya marginal atau MC dan dengan kurve penerimaan marginal atau MR. Harga yang diminta perusahaan pada satu tingkat output tertentu yakni yang menjamain tercapainya keuntungan maksimum biasanya lebih besar dari biaya rata – rata. Seandainya harga lebih besar daripada biaya rata-rata, maka perusahaan monopolis tersebut akan memperoleh jumlah keuntungan monopolis ( monopolistic profit )
Adanya keuntungan monopoli jarang sekali terbebas dari aneka bentuk tantangan atau kecaman. Suatu perusahaan yang memperoleh keuntungan tinggi  biasanya menciptakan sejumalah pesaing yang akan terus menentangnya.Karena itu keadaan monopoli murni jarang dijumpai  dalam kenyataan. Struktur pasar yang lazim ditemui dalam diberbagai sektor industri yang dicirikan oleh skala ekonomis internal adalah struktur oligopoli ,yaitu keberadaan beberapa perusahaan dominan , masing – masing dari mereka cukup besar untuk mempengaruhi harga akan tetapi tidak satupun yang mampu meraih status sebagai monopolis yang tidak memiliki saingan sama sekali.
Analisa mengenai oligopoli merupakan sebuah persoalan yang rumit dan kontraversial,karena dalam kasus oligopoli ,kebijakan harga merupakan variabel yang independen bagi perusahaan .Setiap perusahaan dalam proses penentuan harga, tidak hanya akan mempertimbangkan tanggapan –tanggapan konsumen ,akan tetapi juga harus memperhitungkan tanggapan–tanggapan yang kemungkinan akan diambil oleh persaingnya. Tanggapan itu sendiri tergantung pada perkiraan–perkiraan para pesaing tentang  prilaku perusahaan pertama sehingga kita selalu saja berada dalam satu permaian yang rumit diantara masing–masing perusahaan sama–sama berusaha keras untuk menerka strategi saingannya satu sama lainnya .
Model persaingan monopolistik bertumpu pada dua asumsi diseputar persoalan saling ketergantungan (interdependensi) yaitu :
Ø  Setiap perusahaan dianggap mampu membedakan produknya dari produk– produk saingannnya .artinya para konsumen tidak akan langsung berbondong–bondong membeli produk–produk perusahaan lain hanya karenma sedikit selisih harga .adanya perbedaan dan penganekaragaman produk (product differentiation) satu jenis produk dibuat sedemikian rupa sehingga masing–masing merk nampak unik dan berbeda dari yang lain.Ini menjamin bahwa setiap perusahaan memiliki monopoli dalam produk khas didalam satu industri atau punya pasar sendiri sehingga mereka agak terisolasi dari tekanan pesaing
Ø  Setiap perusahaan menganggap harga yang ditetapkan oleh para pesaingnya sebagai sesuatu yang tetap (given) artinya ia mengabaikan dampak dari harga yang ditetapkannya terhadap harga dari perusahaan – perusahaan lainnya. Dengan  demikian model persaingan  monopolistik ini mengasumsikan bahwa meskipun setiap perusahaan dalam prakteknnya menghadapi tekanan persaingandari perusahaan–perusahaan yang lainnya, namun ia cenderung bertindak sebagai layaknya sebuah perusahaan monopolis. Model ini disebut sebagai model persaingan monopolistik .

Apakah perusahaan persingan monopolistik itu benar – benar ada? Beberapa industri mungkin patut dipertimbangkan sebagai industri persaingan monopolistik.misalnya saja industri mobil di eropa,dinana beberapa produsen yang utama    ( ford, general motor, volkswagen, renault, peugeot, fiat, volvo, nissan) menawarkan mobil-mobil yang sebenarnya sangat berbeda dalam ke khasanya, namun satu sama lain saling bersaing..Daya tarik utama dari model  persaingan monopolistiktidak terdapat pada kesederhanaanya .Model persaingan monopolistik memberikan kita tinjauan yang sangat jelas tentang bagaimana skala ekonomi akan dapat menghasilakan keuntungan perdagangan bagi para pihak-pihak yang terlibat secara aktif didalamnya .
Mengembangkan suatu model dasar dari persaingan monopolistik, sebagai gambaran suatu induntri yang dihuni oleh beberapa perusahaan yang saling bersaing perusahaan–perusahaan itu menghasilkan  produk yang berbediaaa artinya barang-barang  yang  tidak persis sama, namun bisa merupakan penggani (subsitusi) satu sama lain .Karena itu setiap perusahaan sampai batas tertentu merupakan monopolis dalam artian ia merupakan satu-satunnya perusahaan yang menghasilkan jenis barang tertentu. Permintaan untuk barang tersebut ditentukan oleh jumlah produk lain yang mirip yang tersedia di pasar dan perusahaan–perusahaan tersebut, sehingga sabagai akibatnya mereka menetapkan harga yang lebih rendah lagi. Model persaingan monopolistik mampu menangkap elemen-elemen pokok dari suatu  pasar yang mengandung skala ekonomi dan merupakan pasar persaingan tidak sempurna . Hanya sedikit industri yang tergambarkan dengan baik oleh persaingan monopolistik, sedangkan kebanyakan struktur pasar yang ada didalam kenyataan adalah struktur oligopoli dengan sejumlah kecil perusahaan yang secara aktif terlibat dalam persaingan monopolistik.Dalam struktur yang sesungguhnya, anggapan bahwa masing-masing perusahaan akan berprilaku seolah-olah ia merupakan monopolis murni,mungkin tidak berlaku lagi. Sebaliknya mereka biasanya sadar sepenuhnya bahwasannya tindakan–tindakan mereka akan mempengaruhi tindakan perusahaan lain dan mereka akan senantiasenghitung kemungkinan dan resiko interdependensi.
Ada dua prilaku penting yang sering muncul dalam keadaan oligopoli yang seringkali tidak diperhitungkan dalam  model  persaingan sempurna. Pertama adalah perilaku persekongkolan (collusive behavior). Setiap perusahaan senantiasa mungkin tergoda untuk menetapkan harga lebih tinggi daripada tingkat harga yang bisa menjamin keuntungan maksimum, sebagai bagian dari suatu kesepakatan bahwa perusahaan lain akan bertindak serupa,karena setiap keuntungan perusahaan akan lebih tinggi jika pesaing–pesaingnya menetapkan harga tinggi, kesepakatan demikian dapat meningkatkan keuntungan semua perusahaan (tas beban konsumen) secara sekaligus. Perilaku  penentuan harga dengan kesepakatan seperti ini bisa diatur melalui kesepakatan terang– terangan  atau dengan strategi yang dikoordinasikan secara sembunyi-sembunyi seperti rekayasa agar satu perusahaan tertentu bertindak sebagai pemandu harga bagi sektor industri yang bersangkutan secara menyeluruh. Kedua perusahaan oligopolistik juga menempuh perilaku strategis yakni mereka bisa melakukan sesuatu yang tampaknya mengurangi keuntungan, akan tetapi sebetulnya dimaksudkan mempengaruhi perilaku pesaing-pesaing seemikian rupa seperti yang diinginkannya, sehingga akan memberikan keuntunngan lebih besar dalam jangka panjang . Contohnya suatu perusahaan membangun kapasitas tambahan bukan untuk meningkatkan produksi melainkan sekedar untuk menghalangi masuknya oerusahaan baru yang berpotensi untuk menjadi saingan kedalam sektor industri oligopolistik. Selalu terbuka kemungkinan bagi adanya tindakan persekongkolan maupun rekayasa stategis diantara perusahaan oligopolistik membuat analisis oligopolistik menjadi tambah rumit .


BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
              Salah satu asumsi model Heckscher-Ohlin menyatakan bahwa dua komoditi diproduksi atas dasar skala hasil dan konstan di kedua negara. Jika kita menanggalka asumsi dan berpegang pada rialita yakni skala hasil yang meningkat, kita akan memahami perdagangan diantara kedua negara yang faktor-faktor produksi maupun komoditi andalannya identik.Perdagangan ini tidak akan dapat dijelaskan melalui model Hechscher-Ohlin.
             Analisa perdagangan yang yang didasarkan pada skala ekonomis menyajikan masalah-masalah tertentu , dan kita berpegang pada bentuk pasar persaingan sempurna sehingga segala bentuk keuntungan  monopoli tidak pernah terwujud.
     Ciri-ciri persaingan tidak sempurna antara lain
Ø   Hanya ada satu orang penjual 
Ø   Terdapat banyak pembeli
Ø   Produk untuk pasar monopoli tidak memiliki barang pengganti(substitusi) yang dekat 
Ø   Adanya hambatan untuk masuk ke dalam pasar
Ø   Barang yang diperdagangkan homogen
Ø   Penjual dapat memainkan harga sedangkan pembeli hanya menurut saja. 
jenis-jenis atau bentuk-bentuk pasar persaingan tidak sempurna antara lain
Ø  Pasar Monopoli : Monopoli berasal dari kata mono yang berarti satu dan poli yang berarti penjual. Pasar monopoli adalah suatu bentuk pasar dimana hanya terdapat satu penjual yang menguasai pasar dan tidak ada barang pengganti. 
Ø  Pasar Oligopoli : Pasar oligopoli adalah suatu pasar dimana penawaran satu jenis barang dikuasai oleh beberapa perusahaan. Contohnya produk batu baterai, pasta gigi, sabun mandi, air minum mineral, sepeda motor, accu, ban mobil/sepeda motor. 
Ø  Pasar Monopolistis : Pasar monopolistis adalah suatu bentuk pasar dimana terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang dengan jenis yang berbeda. 
Ø  Pasar Oligopsoni : Oligopsoni adalah suatu kondisi pasar dimana terdapat beberapa pembeli. Masing-masing pembeli mempunyai peran cukup besar untuk mempengaruhi harga barang yang dibelinya
C.    Saran dan Kritik
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kepada semua pihak untuk memberikan kritik dan saran yang membangun demi tercapainya Makalah  yang lebih baik di masa mendatang. Terima kasih.



DAFTAR PUSTAKA

Salvator, Dominick. 1996. Ekonomi Internasional I. Erlangga. Jakarta

Salvator, Dominick. 1996. Ekonomi Internasional II. Erlangga. Jakarta

Douglas,EvanJ,Managerial Economics,Prentice-HallInc,New Jersey,1987

http://www.google.com/search?q=MAKALAH+PERSAINGAN+TIDAK+SEMPURNA+DAN+SKALA+EKONOMI&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a






Tidak ada komentar:

Posting Komentar